Sabtu, 06 Maret 2010

Kawan di Kala Malang!

CINTA KELUARGA INDONESIA
- ASURANSI bisa jadi menjadi salah satu upaya sedia payung sebelum hujan! Saya beruntung karena memiliki beberapa pengalaman yang baik dengan asuransi. Sebagai konsumen asuransi tentu saja saya memasuki asuransi sebagai persiapan memiliki teman di kala bernasib malang. Ketika itu belum tentu sanak saudara dan teman-teman juga sanggup membantu secara finansial, karenanya berkawan dengan asuransi bisa sedikit membantu beban yang dipikul. Tentunya sebelum itu kita juga ikut memikul beban yaitu premi yang setiap bulan disetorkan kepada agen atau perusahaan asuransi.


- Untuk bisa memperoleh kawan yang baik, tidak selalu harus dari bawah satu payung, cermat memilih produk dan pandai dalam memilih agen dan perusahaan asuransi akan banyak membantu dalam memiliki berbagai kawan yang siap menolong dalam setiap kemalangan.

Saat ini banyak agen yang berhasil maju dalam karirnya sebagai agen asuransi karena berangkat dari pemikiran menjadi bagian dari pelayanannya terhadap masyarakat. Agen seperti ini yang selalu siap sedia membantu konsumen dari sejak awal sebelum masuk ke dalam proteksi asuransi hingga saat konsumen membutuhkan bantuan dalam mengajukan klaim asuransi. Buah dari perhatian dan bantuan mereka membuat promosi dari mulut ke mulut yang canggih. "Word of mouth", kata ajaib dalam dunia marketing akhir-akhir ini, memang hebat dalam mengangkat kemajuan penghasilan seorang agen asuransi.

Perkenalan pertama saya dengan asuransi adalah dengan asuransi Jiwasraya. Saat itu calon ibu mertua meninggal dunia, dan ternyata beliau meninggalkan sehelai asuransi Jiwasraya yang cukup membantu dalam menutupi biaya-biaya yang perlu dikeluarkan saat itu. Karena itu calon suami saya (yang sekarang sudah berubah status menjadi suami) kemudian juga ikut asuransi Jiwasraya.

Agen dan Perusahaan

Yang paling penting tentunya adalah memilih agen dan perusahaan asuransi yang baik. Terkadang agen juga kurang bisa diandalkan, maka perusahaan asuransi yang baik dengan jalur komunikasi yang tepat biasanya tetap akan bisa membantu.

Saya ingin berbagi sedikit kisah sebagai nasabah asuransi dalam hubungannya dengan agen dan perusahaan asuransi. Ketika itu kami mengambil asuransi dalam bentuk dollar, dan tatkala nilai tukar rupiah terhadap dollar jatuh kami merasa tidak mampu meneruskan pembayaran premi.

Ketika itu kami sempat kebingungan, dan juga mendapat informasi yang kurang benar dari petugas yang melayani di salah satu cabang perusahaan asuransi ini. Petugas tersebut mengatakan bahwa kami harus memutuskan asuransi kami dengan nilai tunai berdasarkan kurs patok yang cukup rendah dibanding kurs dollar di luar. Sambil memberikan informasi itu petugas tersebut berkata akan membantu kami sambil memberikan kartu namanya yang ternyata juga bertuliskan nomor rekening tabungan bank beliau.

Tidak puas dengan informasi itu kami kembali bertanya ke kantor pusat, ternyata kami mendapat pelayanan yang jauh lebih baik dengan informasi yang lebih mendukung kami. Ketika itu diberi tahu bahwa kami masih berhak menunda pembayaran premi, dan bila kami tetap tidak mampu meneruskan pembayaran premi maka akan digunakan kurs yang dipatok perusahaan pada saat kami memutuskan kontrak. Tapi saat itu petugas ini memberikan nilai patok yang berbeda dari petugas di kantor cabang, jauh lebih tinggi dari yang diberikan oleh bapak yang memberikan nomor rekening tabungannya itu.

Ternyata memang kami tidak bisa meneruskan pembayaran premi dalam kurs dollar yang baru itu, sehingga akhirnya kami memutuskan untuk menutup asuransi dollar tersebut. Ketika banyak orang lain menderita kerugian karena kurs rupiah yang jatuh ini, kami malahan merasa sedikit beruntung (lebih beruntung lagi kalau bisa tetap meneruskan asuransi dollar itu tentunya) karena dengan uang hasil pencairan nilai tunai tadi kami bisa membuka asuransi rupiah baru, sekaligus juga melunasi cicilan KPR rumah tinggal kami sehingga tidak perlu membayar bunga cicilan kredit lagi.

Kemudian hari dalam keadaan terdesak, karena pekerjaan suami membutuhkan tambahan dukungan keuangan, asuransi rupiah ini juga kami cairkan untuk menambah modal kerja.

Perusahaan asuransi lain yang menjadi kawan lama saya adalah Allianz. Hubungan ini terjadi karena ayah saya yang lebih dahulu bergabung sebagai nasabah merekomendasikannya kepada kami anak-anaknya. Urusan rumah, dan mobil menjadi bagian asuransi Allianz. Bahkan ketika komputer saya dan serangkaian alat elektronik lainnya baru-baru ini terkena sambaran petir, dengan bantuan agen yang selalu siap membantu, saya mendapatkan bantuan untuk biaya memperbaikinya. Sebenarnya bantuan agen sangat penting disini, karena seringkali kita tidak tahu persis apa saja hal yang boleh kita ajukan untuk klaim, dan persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk pengajuan proses klaim itu.

Selain Allianz, saya juga pernah bergabung dengan Garda Oto. Bantuan dari Garda Oto yang paling terasa adalah ketika suami saya kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang dari luar kota ke Jakarta. Keberadaan mobil derek dan bantuan mereka dalam mengganti kerusakan mobil kami serta mobil pihak ketiga yang juga terkena musibah sangat membantu kami. Untuk urusan kesehatan, asuransi Manulife sangat membantu keluarga kami. Dengan premi yang relatif tidak terlalu tinggi untuk satu keluarga dengan tiga orang anak, asuransi ini banyak membantu menunjang pengeluaran tak terduga kami karena masalah kesehatan.

Dari pengalaman memasukkan klaim untuk membantu biaya rumah sakit kami, saya belajar juga bahwa belum tentu setiap agen benar-benar mengetahui semua poin yang akan dibayarkan oleh perusahaan. Ketika saya harus menjalani operasi usus buntu, om saya yang dokter spesialis membantu dengan meniadakan biaya dokter spesialis (honor beliau pribadi), karena mendengar bahwa saya hanya akan mendapat ganti dari asuransi sebesar 50%. Ternyata setelah mengajukan klaim prosentasi yang dibayarkan itu secara keseluruhan lebih dari 50% seluruh biaya rumah sakit. Penggantian 50% hanya berlaku untuk biaya operasi saja, biaya lain memiliki prosentasi sendiri.

Demikian juga ketika salah satu anak kembar saya terjatuh dan harus dijahit, atau ketika kakaknya patah tulang tangan dan harus digips di rumah sakit, kepanikan saya mengenai masalah biaya sedikit berkurang karena saya tahu akan ada yang membantu meringankan biaya itu. Dari setiap klaim saya juga belajar bagaimana prosedur dan cara pengajuan klaim. Ketika mengajukan klaim untuk penanganan patah tulang saya tidak memasukkan semua kwitansi rumah sakit karena pada klaim terdahulu (jahit) hanya dibayarkan biaya UGD, ternyata seharusnya saya bisa mendapatkan penggantian yang lebih besar kalau saja semua kwitansi saya masukkan. Jadi prosedur dan persyaratan klaim asuransi juga perlu dipelajari!

Ketika saya akan melahirkan si kembar saya cepat-cepat mencari proposal asuransi yang hampir saya ambil sebelumnya yaitu asuransi yang memberikan bantuan biaya persalinan. Sedikit penasaran ingin tahu apakah biaya kelahiran kembar akan ikut tertanggung. Sebenarnya asuransi itu tidak jadi saya ambil karena merasa kurang mampu membayar premi. Ternyata dalam proposal itu tercetak bahwa tidak bisa mengajukan klaim biaya persalinan bila belum genap dua tahun membayar premi. Kalau saya jadi mengambil produk ini, bisa jadi saya sudah marah dan kecewa karena tidak teliti membaca proposal asuransi sebelumnya. Kelahiran bayi kembar saya hanya beda beberapa bulan sebelum batas dua tahun itu.

Begitulah pentingnya teliti sebelum membeli! Baru-baru ini karena kegiatan saya di portal jurnalisme warga membuat saya lebih banyak lagi memperhatikan rekan-rekan yang memiliki penglihatan berbeda (lihat artikel di Ohmynews International). Ternyata buat mereka terkadang untuk menjadi nasabah bank dan nasabah asuransi sedikit sulit. Seorang teman yang bergiat sebagai agen asuransi Bumiputera, akhirnya menolong sepasang suami istri yang memiliki kekurangan pada penglihatannya untuk menjadi nasabah asuransi.

Perlu perencanaan keuangan jangka panjang

Memilih asuransi yang sesuai dengan kantong keuangan pribadi. Teman saya ada juga yang memilih asuransi Prudential dan kemudian bergabung menjadi agen. Kalau saya lihat dia terus berkembang, baik sebagai nasabah maupun sebagai agen, dan juga membuat iri dengan perjalanan-perjalanannya (sebagai agen) ke luar negeri. Kalau saya tidak bergabung dengan dia sebagai nasabah terutama karena saya perlu memilah-milah pengeluaran asuransi saya sehingga bisa memiliki beberapa perlindungan krusial sekaligus.

Sekarang ada juga tabungan atau tabungan berjangka yang bekerja sama dengan pihak asuransi sehingga pilihan dalam mencari kawan ketika dalam keadaan malang mendera semakin terbuka lebar.

Menyesuaikan dengan kemampuan kantong membayar premi untuk jangka panjang sangat perlu diperhatikan, karena asuransi jiwa maupun pendidikan biasanya tidak memiliki nilai tunai yang "balik modal" bila hanya berlangsung di bawah lima tahun. Banyak konsumen yang kecewa karena merasa rugi ketika harus menutup asuransi sebelum waktunya, padahal sebenarnya hal ini seharusnya sudah disadari pada waktu menanda-tangani kontrak.

Memilih asuransi memang susah-susah gampang. Kita juga perlu memilih sesuai dengan kemampuan kantong membayarkan premi, selain itu juga selektif memilih produk serta senantiasa memantau kredibilitas dari perusahaan yang mengelola keuangan asuransi tersebut. Kehadiran agen yang baik dan mengenal baik produk yang ditawarkannya memang sangat membantu dalam membuat pilihan dan mengajukan klaim di saat yang diperlukan.

Rabu, 28-05-2008 13:02:59 oleh: Retty N. Hakim
Kanal: Suara Konsumen

Sumber: http://www.wikimu.com/News/displaynews.aspx?id=8506

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar